BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi
merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang lain,
dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial, karena bahwa manusia itu
adalah sebagai makluk sosial yang saling membutuhkan, sehingga terjadinya
interaksi timbal balik. (Treece, 1989) “komunikasi merupakan proses sosial dari
orang-orang yang terlibat dalam hubungan sosial dan memiliki kesamaan makna
mengenai suatu hal[1]”.
Dalam hubungan seseorang dengan orang
lain tentunya terjadinya proses komunikasi itu tidak terlepas dari tujuan yang
menjadi topik atau pokok pembahasan, dan juga untuk tercapainya proses
penyampaian informasi itu akan berhasil apabila ditunjang dengan alat atau
media sebagai sarana penyaluran informasi atau berita.
Dalam kenyataannya bahwa proses
komunikasi itu tidak selamanya lancar , hal ini terjadi dikarenakan kurangnya
memperhatikan unsur-unsur yang mestinya ada dalam proses komunikasi.
Kesalahpahaman dalam berkomunikasi sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini yang seringkali menjadi penyebab terjadinya konflik antar masyarakat.
Dari uraian tersebut, bahwa dalam
komunikasi itu perlu diperhatikan mengenai unsur-unsur yang berkaitan dengan
proses komunikasi, baik itu oleh komunikator maupun oleh komunikan, dan juga
bahwa komunikator harus memahami tujuan komunikasi.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam
penulisan makalah ini, penulis membatasi masalahnya sebagai berikut:
1.
Mengapa
kesalah pahaman bisa terjadi dalam kegiatan komunikasi?
2.
Bagaimana
cara menggunakan pemahaman mengenai kesalahpahaman agar tidak terjadi
kesalahpahaman?
1.3 Tujuan
1.
Menganalisis
mengapa kesalahpahaman itu seringkali terjadi
2.
Menganalisis
pemahaman atas pembicaraan orang lain dalam berbagai situasi sehingga
mengurangi resiko terjadinya kesalahpahaman
1.4 Manfaat
Makalah ini sangat bermanfaat bagi
penulis karena memberikan banyak pengetahuan tentang komunikasi yang baik agar
tidak terjadi kesalahpahaman dalam kegiatan komunikasi. Selain itu, makalah ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa, dan masyarakat yang membacanya
karena makalah ini akan menambah pengetahuan bagi mahasiswa dan masyarakat yang
membacanya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi acapkali digunakan
dalam berbagai kegiatan percakapan, akan tetapi karena begitu luas pemakaiannya
sering kali perkataan komunikasi tidak dimengerti oleh semua pihak dengan makna
sama dengan maksud yang dimaksudkan.
Pakar
komunikasi mendefinisikan komunikasi dengan cara yang berbeda-beda, Williams
(1984) menyatakan bahwa kata kerja communicate berarti bertukar pikiran,
perasaan, informasi, membuat orang lain menjadi tahu, menjadikan pemahaman
bersama, dan memiliki hubungan yang baik[2]. Oteng Sutisna (1983) mengemukakan bahwa :
“Komunikasi
ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari
orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses interaksi
antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi
sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi”[3].
Maman
Ukas (1999) mengemukakan tujuan komunikasi yaitu memimpin, mengarahkan,
memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau
memberikan kontribusi[4].
2.3 Hambatan
Dalam Komunikasi
Faktor hambatan yang biasanya terjadi
dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut:
1.
Hambatan
Teknis
Hambatan jenis ini timbul karena
lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan
penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan
komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang
teknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam
media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.
1.
Hambatan
Semantik
Gangguan
semantik[5] menjadi hambatan dalam proses penyampaian
pengertian atau idea secara efektif.
Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yang digunakannya.
Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yang digunakannya.
1.
Hambatan
Manusiawi
Hambatan jenis ini muncul dari
masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam
komunikasi, baik komunikator maupun komunikan. Menurut Cruden dan Sherman,
hambatan ini mencakup: Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia,
seperti perbedaan persepsi, umur, keadaan emosi, status, keterampilan
mendengarkan, pencarian informasi, penyaringan informasi.
Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi atau lingkungan sosial dan budaya, seperti suasana dan iklim kerja serta tata nilai yang dianut.
Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi atau lingkungan sosial dan budaya, seperti suasana dan iklim kerja serta tata nilai yang dianut.
2.4 Pengertian
Kesalahpahaman
Kesalahpahaman menciptakan masalah bagi
masyarakat dalam berkomunikasi. Jika tidak memahami satu sama lain, maka
komunikasi tidak bisa berjalan dengan lancar. Jika mengetahui bahwa
kesalahpahaman adalah suatu hal yang normal dan kesalahpahaman terjadi karena
masalah bahasa itu sendiri bukan karena kesalahan pembicara, penulis, kejiwaan
atau kepribadian seseorang, maka kesalahpahaman dalam berkomunikasi dapat
teratasi dengan menggunakan kekuatan percakapan sehari-hari.
2.5 Cara menggunakan pemahaman agar tidak
terjadi kesalahpahaman
Solusi masalah kesalahpahaman yang
disebabkan oleh indeksikalitas dan refleksitas bahasa terletak pada kekuatan
strategi berbicara untuk menciptakan konteks pemahaman. Cara untuk memahami
komunikasi ini bisa mengakibatkan timbulnya perbedaan yang luar biasa pada
kehidupan pribadi dan kehidupan sehari-hari. Ketika pemahaman seseorang
mengenai kesalahpahaman berubah, maka seseorang juga akan berubah. Masalah
komunikasi yang pada awalnya merupakan sumber frustasi, memalukan, dan
ketidaknyamanan, sekarang menjadi suatu hal yang ada penjelasan sekaligus
solusinya.
Gambar 1.1 menunjukkan indeksikalitas
dan refleksivitas bahasa telah menciptakan penghalang untuk mengetahui bahwa
konteks dan pemahaman pembicara sama dengan konteks dan pemahaman pendengar.
Jika tidak mempunyai kesempatan berbicara secara timbal balik, maka tidak akan
mempunyai waktu untuk memeriksa apakah lawan bicara mengerti maksud pembicaan.
Harus
diciptakan pemahaman konteks melalui pembicaraan agar bisa saling memahami.
Ketika berbicara, harus beranggapan bahwa sudah mempunyai dasar pengetahuan
yang memudahkan untuk membangun percakapan. (Berlo, 1960) “Penting bagi
orang-orang yang berkomunikasi untuk mempunyai makna yang sama”[6].
Gambar
1.1 Indeksikalitas dan Refleksivitas menghalangi pengertian dalam satu pembicaraan[7]
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN
Makalah ini dibuat dengan menggunakan
beberapa referensi yang membahas tentang kesalahpahaman yang seringkali terjadi
dalam kegiatan komunikasi. kesalahpahaman terjadi karena adanya hambatan dalam
berkomunikasi. Ada beberapa hambatan dalam berkomunikasi, diantaranya adalah :
hambatan teknik, hambatan semantik, dan hambatan manusiawi. Adapun solusi atau
cara dalam mengatasi kesalahpahaman dalam berkomunikasi yakni dengan melakukan
komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai
hambatan yang dihadapi dengan memperhatikan tiga hal, yaitu : membuat satu
pesan secara lebih berhati-hati, minimalkan gangguan dalam proses komunikasi,
dan mempermudah upaya umpan balik antara si pengirim dan si penerima pesan.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari sering
sekali terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Hal ini terjadi dikarenakan
adanya perbedaan dalam menyimpulkan makna dalam berkomunikasi. Selain itu,
adanya hambatan dalam berkomunikasi sehingga membuat kegiatan komunkasi kurang
lancar.
3.2 Saran
Dalam berkomunikasi sebaiknya kita
menggunakan pengetahuan dan teknik strategi berbicara untuk menciptakan konteks
yang bisa dimengerti oleh pembicara dan pendengar agar tidak terjadi
kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar