Kabupaten Karanganyar (
bahasa Jawa:
Hanacaraka,
ꦑꦫꦁꦲꦚꦂ,
Latin,
Karanganyar) adalah
kabupaten di
Provinsi Jawa Tengah. Pusat administrasi berlokasi di
Karanganyar Kota, sekitar 14 km sebelah timur
Kota Surakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan
Kabupaten Sragen di utara,
Kabupaten Ngawi dan
Kabupaten Magetan (
Jawa Timur) di timur,
Kabupaten Wonogiri di selatan, serta
Kabupaten Boyolali,
Kota Surakarta, dan
Kabupaten Sukoharjo di barat. Kabupaten Karanganyar memiliki sebuah kecamatan
enklave yang terletak di antara
Kabupaten Boyolali,
Kabupaten Sukoharjo, dan
Kota Surakarta yaitu
Kecamatan Colomadu.
Asal nama
Nama
Karanganyar berasal dari
pedukuhan yang berada di desa ini. Nama ini diberikan oleh
Raden Mas Said (
Mangkunagara I), karena di tempat inilah, ia menemukan kemantapan akan perjanjian baru (
bahasa Jawa:
anyar) untuk menjadi penguasa setelah memakan wahyu keraton dalam wujud burung derkuku.
Geografi
Bagian barat Kabupaten Karanganyar merupakan dataran rendah, yakni lembah
Bengawan Solo yang mengalir menuju ke utara. Bagian timur berupa pegunungan, yakni bagian sistem dari
Gunung Lawu. Sebagian besar daerah pegunungan ini masih tertutup
hutan.
Pembagian administratif
Kabupaten Karanganyar terdiri atas 17
kecamatan (lihat kotak di bawah artikel ini), yang dibagi lagi atas sejumlah
desa dan
kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan
Karanganyar. Kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar :
- Kecamatan Colomadu
- Kecamatan Jaten
- Kecamatan Karanganyar
- Kecamatan Gondangrejo
- Kecamatan Kebakramat
- Kecamatan Kerjo
- Kecamatan Mojogedang
- Kecamatan Karangpandan
- Kecamatan Jenawi
- Kecamatan Tawangmangu
- Kecamatan Jatiyoso
- Kecamatan Jatipuro
- Kecamatan Jumantono
- Kecamatan Jumapolo
- Kecamatan Ngargoyoso
- Kecamatan Tasikmadu
- Kecamatan Matesih
Potensi
Seperti umumnya wilayah Kepulauan Maluku, Sula pun merupakan daerah agraris, khususnya perkebunan. Dari tanah Sula dihasilkan kelapa, cengkeh, pala dan kakao selain produk tanaman pangan seperti padi ladang, ubi kayu dan ubi jalar
yang produksinya tergolong besar. Kecamatan Sanana dan Taliabu Timur
adalah penghasil utama kelapa yang produk akhirnya berupa kopra.
Sementara untuk komoditas perkebunan lain seperti cengkeh, pala dan
kakao banyak ditanam di Kecamatan Sanana dan Taliabu Barat.
Selain hasil bumi dari daratan, Sula masih menyimpan potensi lain,
baik dari laut maupun yang masih terpendam di dalam bumi. Seperti
wilayah lain yang termasuk Kepulauan Maluku, Sula juga dicirikan dengan
potensi hasil lautnya. Mata pencaharian penduduk yang utama selain
berkebun memang mencari ikan.
Dengan luas lautan mencapai kurang lebih 14.500 km² atau 60% dari total
wilayahnya dan secara geografis mengelilingi wilayah-wilayah
daratannya, bisa dikatakan kabupaten ini menyimpan potensi perikanan
yang cukup besar.
Potensi sumber daya alam Kabupaten Kepulauan Sula meliputi pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, kelautan, pertambangan, industri dan
pariwisata. Potensi unggulan pada saat ini bertumpu pada sektor
kehutanan dan perikanan mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah.
Pertanian
Menurut data Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula, pengembangan
pertanian tanaman pangan meliputi sayur-sayuran, kacang tanah, ubi kayu
dan ubi jalar. Sedangkan pengembangan agrowisata untuk komoditas
buah-buahan meliputi durian, langsat, manggis dan mangga. Sampai dengan
tahun 2005 luas lahan untuk usaha pertanian tercatat 24.743,56 Ha dengan
produksi sebesar 33.608,62 ton/tahun.
Kehutanan
Potensi kehutanan di Kabupaten Kepulauan Sula berupa hutan alam yang
berdasarkan Peta Paduserasi RTRWP dengan TGHK memiliki luas hutan
471.951,53 Ha yang terdiri dari Hutan Lindung 46,426,70 Ha, Hutan Suaka
alam 12.683,53 Ha, Hutan Produksi Tetap 24.250,00 Ha, Hutan Produksi
Terbatas 55.014,00 Ha, Hutan Produksi dapat dikonversi 281.077,70 Ha,
Areal Penggunaan Lain 52.499,60 Ha.
Perikanan
Usaha perikanan di Kabupaten Kepulauan Sula adalah perikanan rakyat.
Produksi perikanan sangat beragam dengan kesediaan potensi 80.547,81
ton/tahun dan potensi lestari sebesar 40.273,91 ton/tahun dengan standing stock
pelagis (permukaan) 33.060,94 ton/ tahun serta ikan demersal (dasar)
16.875,61 ton/tahun dimana pemanfaatan untuk kedua komoditas ini baru
mencapai 11.506,53 ton/tahun atau 22,8 persen dari potensi lestari.
Pertambangan
Di Kabupaten Kepulauan Sula terdapat beberapa indikasi sumber bahan
galian golongan A, B dan golongan C, yaitu tambang emas terdapat di
Kecamatan Mangoli Timur (Desa Waitina dan Kawata). Kemudian tambang
batubara terdapat di terdapat di sepanjang semenanjung Kecamatan
Sulabesi Barat (Desa Fuata) dan Kecamatan Taliabu Timur (Desa Sahu dan
Tabona) serta Kecamatan Sanana (Desa Wai Ipa) dengan perkiraan cadangan
10.400.000 m. Tambang minyak dan gas terdapat di Kecamatan Mangole Barat
(Desa Falabisahaya, Minaluli, Modapuhi, Modapia dan Saniahaya),
Cekungan Sula (Memanjang dari perbatasan Kabupaten Banggai hingga
sebelah Utara Pulau Taliabu dan Mangoli) dan Cekungan Sula Selatan di
sebelah Selatan Pulau Taliabu.
Bahan galian non logam: pasir dan batu (sirtu) terdapat di Kecamatan
Taliabu Barat (Desa Nunca, Gela, Bappenu dan Pancado); Pasir Kwarsa di
Kecamatan Taliabu Barat (Desa Jorjoga dan Gela); Zeolit di Kecamatan
Sanana dan Kecamatan Mangoli Timur (Desa Orifola); Kapur di Pulau
Taliabu; Granit di Pulau Mangole dan Taliabu; Lempung di Pulau Mangole
(Desa Waisakai) dan Pulau Taliabu; Andesit di Pulau Taliabu; Skist di
Pulau Taliabu; dan Koalin di Pulau Mangole dan Taliabu.
Industri
Kegiatan industri di Kabupaten Kepulauan Sula umumnya adalah industri
kecil yang didominasi oleh industri rumah tangga, disamping itu
terdapat industri kayu lapis (PT. Barito Pasifik Timber Group) di
Falabisahaya, Kecamatan Mangole Barat (perusahaan tersebut sudah tutup)[butuh rujukan] dan beberapa industri sawmill yang tersebar di beberapa kecamatan.
Pariwisata
Bidang pariwisata ditunjang dengan sejumlah objek wisata, baik wisata
alam maupun wisata sejarah. Obyek wisata alam antara lain pantai Wai
Ipa, pantai Manaf di Kecamatan Sanana, taman laut Pagama di Kecamatan
Mangole Timur, Pulau Hamparan dan sumber air panas di pantai Losseng
Kecamatan Taliabu Timur, Selat Capalulu di Kecamatan Mangole Barat dan
Pasir Anjing yang berada di pulau Taliabu, tepatnya di perbatasan desa
Jorjoga dan Mintun.
Sedangkan untuk objek wisata sejarah antara lain meliputi: Air
Kalimat dan Pasir Anjing di Jorjoga, Gunung Kukusang dan Goa Mananga di
Kecamatan Taliabu Barat, Fat Fina Koa (Batu Nona) di Kecamatan Mangole
Timur dan Benteng Alting/Dever Watching peninggalan bangsa Portugis di
Sanana